*UKHUWWAH FILLAH ABADAN ABADA*
Alumni SMK Keroh
Blog Rasmi Bekas Pelajar SMK Keroh, 18000,Kuala Krai,Kelantan
9/20/2011
7/28/2011
6/13/2011
Perkongsian bersama
Renungan bersama
Bertaqwalah kita pada Allah,yakni menjalankan perintahNya & jauhi laranganNya,
sungguh kita hanya tulang terbalut daging yg akan membusuk dalam kubur,
dan taqwa adalah satu-satunya jalan menuju kemuliaan,
kita diciptakan untuk menyembahNya,lalu apakah kita hidup dalam tujuan penciptaan kita,atau kita hanya manusia yg suka menghinakan diri dengan perkara yang sia-sia?
♥mari jadi orang baik
*UKHUWWAH FILLAH ABADAN ABADA*
Labels:
kongsi,
unit kebajikan dan dakwah
6/07/2011
Selamat Menyambut Bulan Rejab
Assalamua'laikum.
Apa khabar sahabat yang dikasihi kerana ALLAH sekalian? Semoga dalam lindungan dan kasih sayang ALLAH sentiasa hendaknya.
ALLAHUMMA SOLLI A'LA SAYYIDINA MUHAMMAD WA'ALA ALIHI WASOHBIHI WABARIK WASALLIM.
Alhamdulillah, ALLAH masih memberi kesempatan dan ruang kepada kita semua untuk meneruskan kehidupan di dunia ini. ALhamdulillah, segala puji bagiNYA.
Hari ini, bertarikh 5 Rejab 1432H, bersamaan dengan 7 Jun 2011M. Sedar atau tidak, kita telahpun 5 hari berada dalam bulan Rejab.
ALLAHU ALLAH.
Sekejap saja masa berlalu. Rasanya, baru saja meninggalkan Rejab tahun lepas. Hari ni, bertemu lagi. Masa semakin pantas berlalu, tak terkejar rasanya.
REJAB, SYAABAN, RAMADHAN..
Haa, dah tak lama nak masuk bulan Ramadhan ni, dah tak sampai 2 bulan pun lagi ni. Sahabat-sahabat sekalian dah habis puasa ganti? Kalau belum, jangan lupa ganti tau. Kalau puasa dekat-dekat Syaaban, nanti kalut pula. (^_~). ALLAH bagi 11 bulan untuk kita ganti puasa yang tertinggal. Mengapa perlu tunggu bulan-bulan terakhir untuk mengqadha puasa? Sama-sama kita ingatkan sahabat-sahabat dan orang disekeliling kita yang masih belum menunaikan tanggungjawab. Takut mereka terlupa. Nanti kita juga yang dapat saham, sebab tak ingatkan mereka.
JOM AMBIL TAHU TENTANG REJAB
Suka untuk kami kongsikan, yang dipetik dari beberapa laman web.
Rejab termasuk satu daripada empat bulan yang disebut al-Quran sebagai al-Asyhur al-hurum atau ‘Bulan Yang Dihormati’ dalam ayatnya yang bermaksud: “Sesungguhnya bilangan bulan di sisi (hukum) Allah ialah 12 bulan, (yang ditetapkan) dalam kitab Allah ketika Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan yang dihormati. Ketetapan yang demikian itu ialah agama yang lurus, maka jangan kamu menganiaya diri kamu pada bulan yang dihormati itu (dengan melanggar larangan-Nya); dan perangilah kaum kafir musyrik seluruhnya seperti mereka memerangi kamu seluruhnya; dan ketahuilah sesungguhnya Allah SWT berserta orang yang bertakwa.” (Surah al-Taubah: ayat 36).
Hakikat ini ditegaskan dalam sebuah hadis bermaksud: “Sesungguhnya zaman itu sudah kembali seperti keadaannya pada waktu Allah SWT menciptakan langit dan bumi. Setahun itu ada 12 bulan. Empat daripadanya adalah bulan yang dihormati dan yang tiga berturutan iaitu Zulkaedah, Zulhijjah dan Muharam dan Rejab adalah bulan Mudhar – bulan yang terletak antara Jamadilakhir dan Syaaban. (Hadis riwayat Muslim).
Antara sebab mengapa empat bulan itu dihormati adalah kerana dalam semua bulan itu dilarang melakukan apa-apa yang berkaitan dengan peperangan pada zaman Jahiliah yang dipetik hadis bermaksud: “Utusan Abdul Qais datang menemui Rasulullah SAW lalu berkata: “Wahai Rasulullah, kami berasal dari wilayah Rabi’ah. Antara kami dan engkau, terhalang oleh orang kafir Bani Mudhar. Kerana itu, kami tidak dapat datang kepadamu kecuali pada bulan-bulan Haram (Zulkaedah, Zulhijjah, Muharam dan Rejab). Oleh itu, perintahkanlah kami dengan sesuatu yang dapat kami kerjakan dan kami seru kepada orang di belakang kami.
Baginda Rasulullah SAW sentiasa berdoa dengan doanya yang masyhur “Allahumma barik lana fi Rajab wa ballghna Ramdan” atau ertinya, “Wahai Allah, anugerahkanlah keberkatan Rejab kepada kami dan kurniakanlah kehidupan kepada kami sehingga kami berjumpa dengan bulan Ramadan.”
Kemuliaan Rejab turut dipetik bangsa Arab dalam peribahasa mereka yang menyebut ’Isy rajaban tara ’ajaban yakni hiduplah dari Rejab ke Rejab maka engkau akan melihat pelbagai keajaiban. Rejab dalam peribahasa ini dikiaskan sebagai tahun. Dalam Islam ia juga dimuliakan sehingga perkara sama juga kita dapati dalam syair bahasa Melayu yang menyebut “Rejab bulan menabur benih, Syaaban bulan menyiram tanaman, Ramadan bulan menuai. Rejab menyuci badannya, Syaaban menyucikan hati dan Ramadan menyucikan rohnya. Rejab bulan maghfirah, Syaaban bulan syafaat dan Ramadan bulan menggandakan pahala.”
Adat istiadat jahiliah yang dilakukan pada Rejab yang kemudian dilarang Islam adalah seperti dalam sebuah hadis maksudnya: “Tidak ada lagi fara` (anak unta pertama yang disembelih untuk berhala-berhala mereka) dan tidak pula ’atirah (haiwan ternak yang disembelih pada sepuluh hari pertama dari bulan Rejab. (Hadis riwayat Muslim).
Dari segi bahasa ‘Rejab’ bermakna ‘memuliakan, mengagungkan.’ Ibn Rajab al-Hanbali mengatakan bahawa Rejab mempunyai 14 nama termasuk Munassil al-Alsinah; Munaffis; al-Asamm; Mutahhir; Mu’alli; Muqim; Haram; Muqasyqisy; Mubri’; Fard dan Rajab Mudhar (Rejab Mudhar).
Bulan Rejab itu dinamakan dengan BULAN ALLAH.
REJAB bulan menabur benih.
SYA'ABAN bulan menyiram tanaman.
RAMADHAN bulan menuai.
REJAB menyucikan badannya.
SYA'ABAN menyucikan hatinya.
RAMADHAN menyucikan rohnya.
REJAB bulan taubat.
SYA'ABAN bulan muhibbah.
RAMADHAN dilimpahi pahala amalan.
*UKHUWWAH FILLAH ABADAN ABADA*
5/24/2011
MANISNYA SABAR
INDAHNYA SABAR BAGI ORANG YANG BENAR-BENAR MERASAINYA
Hikmah di sebalik musibah
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apabila Allah menghendaki hamba-Nya mendapatkan kebaikan maka Allah segerakan baginya hukuman di dunia. Dan apabila Allah menghendaki keburukan untuknya maka Allah akan menahan hukumannya sampai akan disempurnakan balasannya kelak di hari kiamat.” (HR. Tirmidzi)
Di dalam hadis yang agung ini Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberitakan bahwa ada kalanya Allah ta’ala memberikan musibah kepada hamba-Nya yang beriman dalam rangka membersihkan dirinya dari kotoran-kotoran dosa yang pernah dilakukannya selama hidup. Hal itu supaya nantinya ketika dia berjumpa dengan Allah di akhirat maka beban yang dibawanya semakin bertambah ringan.
Demikian pula terkadang Allah memberikan musibah kepada sebahagian orang akan tetapi bukan karena rasa cinta dan pemuliaan dari-Nya kepada mereka namun dalam rangka menunda hukuman mereka di alam dunia sehingga nanti pada akhirnya di akhirat mereka akan menyesal dengan tumpukan dosa yang sedemikian besar dan begitu berat beban yang harus dipikulnya ketika menghadap-Nya. Di saat itulah dia akan merasakan bahawa dirinya memang benar-benar layak menerima seksaan Allah. Allah memberikan kurnia kepada siapa saja dengan keutamaan-Nya dan Allah juga memberikan hukuman kepada siapa saja dengan penuh keadilan. Allah tidak perlu ditanya tentang apa yang dilakukan-Nya, namun mereka -para hamba- itulah yang harus dipertanyakan tentang perbuatan dan tingkah laku mereka.
Kenapa perlu bersabar?
Kerana di hujung jalan kesabaran itu, terdapat kesudahan yang dibanjiri dengan nikmat-nikmat kesempurnaan.
al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah berkata, “Sesungguhnya Allah memiliki hak untuk diibadahi oleh hamba di saat tertimpa musibah, sebagaimana ketika dia mendapatkan kenikmatan.” Beliau juga mengatakan, “Maka sabar adalah kewajipan yang selalu melekat kepadanya, dia tidak boleh keluar darinya untuk selama-lamanya. Sabar merupakan penyebab untuk meraih segala kesempurnaan.”
Firman Allah,
“Dan orang yang sabar kerana mengharapkan keredhaan Tuhan mereka semata-mata, dan mendirikan sembahyang, serta mendermakan dari apa yang Kami kurniakan kepada mereka, secara sembunyi atau secara berterang-terang dan mereka pula menolak kejahatan dengan kebaikan; orang itulah mendapat tempat kesudahan (yang baik), (yaitu) syurga-syurga ‘Adn, mereka masuk ke dalamnya bersama dengan orang yang saleh dari nenek moyangnya, pasangan-pasangannya dan anak cucunya, sedang malaikat masuk ke tempat mereka dar semua pintu; (sambil mengucapkan), “Selamat sejahtera atasmu karena kesabaranmu.” Maka alangkah nikmatnya tempat kesudahan itu,”
(Ar-Ra’d; 13: 22-24)
Bersabar…bersabar…dan berdoalah!
Apabila kita ditimpa musibah, banyakkan bermohon kepada Allah. Berdoalah tanpa jemu. Mintalah daripadanya. Tidak kiralah walau cepat atau lambat termakbulnya doa itu, jangan sedikitpun timbul rasa putus asa. Apabila hamba-Nya berdoa,Allah s.w.t mempunyai 3 jawapan pada Doa’:
Pertama: Ya
Kedua: Ya, tapi bukan sekarang.
Ketiga: Ada perancangan yang lebih baik untuk dirimu
Tidak ada yang ‘tidak’, teruskan berusaha dan berdoa.Wahai jiwa hamba, percayalah pada-Nya…
Setelah kita mengetahui betapa indahnya sabar, maka sekarang pertanyaannya adalah: sudahkah kita mewujudkan nilai-nilai kesabaran ini dalam kehidupan kita? Sudahkah kita menjadikan sabar sebagai rukun kebahagiaan kita?
Sudahkah sabar mewarnai hati, lisan, dan gerak-gerik anggota badan kita?
Hikmah di sebalik musibah
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apabila Allah menghendaki hamba-Nya mendapatkan kebaikan maka Allah segerakan baginya hukuman di dunia. Dan apabila Allah menghendaki keburukan untuknya maka Allah akan menahan hukumannya sampai akan disempurnakan balasannya kelak di hari kiamat.” (HR. Tirmidzi)
Di dalam hadis yang agung ini Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberitakan bahwa ada kalanya Allah ta’ala memberikan musibah kepada hamba-Nya yang beriman dalam rangka membersihkan dirinya dari kotoran-kotoran dosa yang pernah dilakukannya selama hidup. Hal itu supaya nantinya ketika dia berjumpa dengan Allah di akhirat maka beban yang dibawanya semakin bertambah ringan.
Demikian pula terkadang Allah memberikan musibah kepada sebahagian orang akan tetapi bukan karena rasa cinta dan pemuliaan dari-Nya kepada mereka namun dalam rangka menunda hukuman mereka di alam dunia sehingga nanti pada akhirnya di akhirat mereka akan menyesal dengan tumpukan dosa yang sedemikian besar dan begitu berat beban yang harus dipikulnya ketika menghadap-Nya. Di saat itulah dia akan merasakan bahawa dirinya memang benar-benar layak menerima seksaan Allah. Allah memberikan kurnia kepada siapa saja dengan keutamaan-Nya dan Allah juga memberikan hukuman kepada siapa saja dengan penuh keadilan. Allah tidak perlu ditanya tentang apa yang dilakukan-Nya, namun mereka -para hamba- itulah yang harus dipertanyakan tentang perbuatan dan tingkah laku mereka.
Kenapa perlu bersabar?
Kerana di hujung jalan kesabaran itu, terdapat kesudahan yang dibanjiri dengan nikmat-nikmat kesempurnaan.
al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah berkata, “Sesungguhnya Allah memiliki hak untuk diibadahi oleh hamba di saat tertimpa musibah, sebagaimana ketika dia mendapatkan kenikmatan.” Beliau juga mengatakan, “Maka sabar adalah kewajipan yang selalu melekat kepadanya, dia tidak boleh keluar darinya untuk selama-lamanya. Sabar merupakan penyebab untuk meraih segala kesempurnaan.”
Firman Allah,
“Dan orang yang sabar kerana mengharapkan keredhaan Tuhan mereka semata-mata, dan mendirikan sembahyang, serta mendermakan dari apa yang Kami kurniakan kepada mereka, secara sembunyi atau secara berterang-terang dan mereka pula menolak kejahatan dengan kebaikan; orang itulah mendapat tempat kesudahan (yang baik), (yaitu) syurga-syurga ‘Adn, mereka masuk ke dalamnya bersama dengan orang yang saleh dari nenek moyangnya, pasangan-pasangannya dan anak cucunya, sedang malaikat masuk ke tempat mereka dar semua pintu; (sambil mengucapkan), “Selamat sejahtera atasmu karena kesabaranmu.” Maka alangkah nikmatnya tempat kesudahan itu,”
(Ar-Ra’d; 13: 22-24)
Bersabar…bersabar…dan berdoalah!
Apabila kita ditimpa musibah, banyakkan bermohon kepada Allah. Berdoalah tanpa jemu. Mintalah daripadanya. Tidak kiralah walau cepat atau lambat termakbulnya doa itu, jangan sedikitpun timbul rasa putus asa. Apabila hamba-Nya berdoa,Allah s.w.t mempunyai 3 jawapan pada Doa’:
Pertama: Ya
Kedua: Ya, tapi bukan sekarang.
Ketiga: Ada perancangan yang lebih baik untuk dirimu
Tidak ada yang ‘tidak’, teruskan berusaha dan berdoa.Wahai jiwa hamba, percayalah pada-Nya…
Setelah kita mengetahui betapa indahnya sabar, maka sekarang pertanyaannya adalah: sudahkah kita mewujudkan nilai-nilai kesabaran ini dalam kehidupan kita? Sudahkah kita menjadikan sabar sebagai rukun kebahagiaan kita?
Sudahkah sabar mewarnai hati, lisan, dan gerak-gerik anggota badan kita?
*UKHUWWAH FILLAH ABADAN ABADA*
Labels:
kongsi,
unit kebajikan dan dakwah
5/18/2011
SELAMAT HARI GURU
Assalamualaikum.
Alhamdulillah, masih diberi kesempatan meneruskan kehidupan. Apa khabar sahabat sekalian?
Di kesempatan ini,rasanya masih belum terlambat untuk kami mengucapkan Selamat Hari Guru kepada semua pendidik (guru,pensyarah,ustaz dan ustazah)di seluruh Malaysia amnya dan
SMK Keroh khasnya.
Semoga segala jasa dan ilmu yang dicurahkan kepada kami semua menjadi amalan sepanjang hayat kami. Betapa besarnya ganjaran guru-guru kita yang selama ini memberi tunjuk ajar dan panduan kepada kita sejak dari kecil lagi..
Terima kasih cikgu
*UKHUWWAH FILLAH ABADAN ABADA*
3/27/2011
Memilih Pasangan Hidup Perlu Ada 'Guideline"
Assalamua'laikum.
Salam sejahtera buat semua Sahabat Alumni Keroh yang dikasihi sekalian.
Alhamdulillah, syukur kepadaNYA, atas limpah kurnia yang tak pernah henti. Malah, semakin hari, semakin banyak yang datang kepada kita. Segala puji dan puja hanya untukNYA.
Hari ini, kami ingin berkongsi sedikit ilmu dengan sahabat sekalian. Moga ada manfaatnya untuk kita bersama.
Rata-rata masyarakat sekarang mengambil mudah pergaulan antara lelaki dan wanita. Baik orang tua mahupun yang muda, apatah lagi anak-anak kecil yang belum mengerti apa-apa.
Tanpa suatu ikatan yang sah, si lelaki boleh membawa si wanita ke mana-mana saja. membonceng motor ke tempat-tempat rekreasi, berdua-duaan dalam keadaan mencurigakan. Malah, ada yang lebih hebat, ibu bapa sendiri yang memberi kebenaran kepada pasangan lelaki dan wanita ini untuk keluar bersama. Dengan alasan, anak-anak sudah besar. Sudah mampu menjaga diri sendiri. Ada juga ibu bapa memberi alasan bahawa mereka sendiri tidak punya masa untuk membawa anak-anak mereka ke mana-mana. Jadi, dibiarkan saja anak-anak mencari hiburan bersama rakan-rakan diluar.
Apakah yang telah terjadi dengan dunia sekarang?
Islam sangat melarang lelaki berfoya-foya dengan wanita. Pergaulan antara lelaki dan wanita ada batasnya. Jika seseorang lelaki itu ada keinginan terhadap seorang wanita, maka dia hendaklah masuk meminang dan berkahwin.
Langkah itu bukan sahaja membawa kepada pahala kerana mengikut sunnah Nabi saw, tetapi juga mengelakkan dirinya daripada keburukan dan maksiat. Hentikanlah amalan membawa wanita yang bukan muhrim ke sana sini dengan niat suka-suka kerana ia bukan sahaja berdosa tetapi juga menjatuhkan kemuliaan pada diri dan keluarga masing-masing. Apatah lagi apabila hubungan berkenaan dengan sekadar suka-suka, tidak membawa kepada pernikahan.
Pengharaman ini wajar kerana kesan dari melanggar larangan tersebut akan terbawa-bawa kepada zuriat nanti. Allah sangat mengharapkan lahir dari zuriat itu, mereka yang baik dan cergas. Hadis Rasulullah saw ada menerangkan bahawa baginda benci kepada orang yang suka membujang sampai ke tua. Berkahwin adalah sunnah Rasulullah saw, dan baginda akan berbangga dengan umatnya yang ramai di akhirat kelak. Namun demikian untuk mendirikan rumahtangga berbagai-bagai persediaan yang perlu disiapkan sebagai bekalan dan jambatan untuk meniti alam berumahtangga.
Ada beberapa persoalan yang perlu kita tanya pada diri sebelum memilih seseorang sebagai pasangan hidup. Islam menegaskan pilihan hendaklah berasaskan kepada yang kuat berpegang kepada agama dan berakhlak mulia serta mempastikan samada sudah dipinang atau belum dan berbagai-bagai lagi.
Rasulullah saw bersabda yang maksudnya:
"Janganlah kamu kahwin dengan perempuan kerana kecantikannya, kerana boleh jadi mereka akan merugikan. Dan jangan kerana hartanya, kerana boleh jadi mereka akan mendurhakai. tetapi kahwinlah kerana agamanya. Sesungguhnya seorang budak perempuan hitam yang pecah hidungnya tapi beragama adalah lebih baik."
Baginda bersabda lagi yang maksudnya:
"Barangsiapa berkahwin akan perempuan kerana hartanya dan elok rupanya nescaya diharamkan akan hartanya dan elok rupanya yakni ditegahkan akan hartanya dan eloknya, dan barangsiapa yang berkahwin akan dia kerana agamanya nescaya diberi rezeki oleh Allah swt akan dia akan hartanya dan eloknya."
Dari hadis di atas dapatlah difahami bahawa Rasulullah saw menegaskan kepada kaum lelaki supaya memilih calon isteri orang yang beragama serta berakhlak mulia, kerana bila isteri itu kuat beribadah akan membuahkan akhlak yang mulia maka rezeki dan hartanya dimurahkan Allah swt.
*UKHUWWAH FILLAH ABADAN ABADA*
Labels:
kongsi,
unit kebajikan dan dakwah